PEKANBARU – Suasana haru menyelimuti Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Pekanbaru, Selasa, (22/10/2025).
Dua warga Pekanbaru yang sempat terlibat perkelahian, Lefil Helzi dan Sepria Andiko, langsung bersimpuh dan melakukan sujud syukur usai mendengar keputusan pembebasan mereka melalui mekanisme Restorative Justice (RJ).
Kepala Kejaksaan Negeri Pekanbaru, Silpia Rosalina memimpin langsung pembacaan surat ketetapan penghentian penuntutan berdasarkan keadilan restoratif tersebut.
Ia menyampaikan, kedua tersangka telah memenuhi seluruh syarat RJ dan permohonan mereka telah disetujui oleh Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (Jampidum).
“Kami telah menerima pengajuan permohonan penghentian penuntutan berdasarkan keadilan restoratif, dan setelah dilakukan penelitian serta memenuhi seluruh ketentuan, akhirnya disetujui oleh Jampidum,” kata Silpia Rosalina.
Keduanya terlibat dalam kasus saling lapor, dan sepakat berdamai tanpa ada lagi dendam di antara mereka.
Barang bukti dalam perkara tersebut berupa satu buah ember plastik merek Paragon, yang kini dikembalikan kepada masing-masing pemilik.
Silpia menegaskan, keputusan ini diambil berdasarkan Peraturan Jaksa Agung Nomor 15 Tahun 2020 tentang Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif.
“Surat ketetapan ini bisa dicabut kembali apabila di kemudian hari ditemukan alasan baru oleh penyidik atau penuntut umum, atau ada putusan pra-peradilan yang menyatakan penyelesaian ini tidak sah,” jelasnya.
Usai mendengar pembacaan keputusan, kedua tersangka tak kuasa menahan tangis dan langsung melakukan sujud syukur di hadapan para jaksa. Beberapa pegawai kejaksaan yang hadir tampak ikut terharu melihat momen tersebut.
Silpia berharap kedua tersangka dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk memperbaiki diri.
