PEKANBARU – Senin siang yang teduh itu, suasana berbeda terasa di Ruang Rapat Utama Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau.
Tidak ada ketegangan khas lembaga penegak hukum.
Yang tampak justru kehangatan, tawa, dan percakapan akrab yang mengalir di antara jajaran Kejati dan tamu istimewa yang datang berkunjung Gubernur Riau Abdul Wahid bersama rombongan Pemerintah Provinsi Riau.
Kunjungan itu bukan sekadar silaturahmi biasa.
Hari itu menjadi momen penuh makna bagi Pelaksana Tugas Kepala Kejati Riau, Dedie Tri Hariyadi, yang tengah bersiap mengakhiri masa tugasnya di Bumi Lancang Kuning.
Dalam balutan suasana kekeluargaan, Dedie menerima kunjungan tersebut dengan senyum hangat, sesekali diselingi perbincangan ringan yang memancarkan rasa saling menghargai antara dua institusi.
Sebagai tanda kenangan, Gubernur Abdul Wahid menyerahkan buku syair dan tunjuk ajar Melayu kepada Dedie.
Sebuah simbol penghargaan yang sederhana namun sarat makna. Dalam tradisi Melayu, tunjuk ajar bukan hanya nasihat, tetapi juga cerminan nilai-nilai kearifan yang diwariskan untuk dijaga dan diamalkan.
“Pemberian buku itu menjadi simbol penghargaan serta apresiasi atas pengabdian Pak Dedie selama bertugas di Riau,” tutur Kasi Penerangan Hukum dan Humas Kejati Riau, Zikrullah, yang turut mendampingi acara.
Bagi Gubernur Abdul Wahid, pertemuan itu menjadi kesempatan untuk menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Dedie Tri Hariyadi.
Dalam pandangannya, Dedie telah menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga harmoni antara penegakan hukum dan kepentingan masyarakat.
“Pak Gubernur mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan pengabdian Pak Dedie selama bertugas di Kejati Riau. Beliau juga berharap hubungan baik ini terus terjaga dan menjadi amal kebaikan,” ujar Zikrullah.
Di sisi lain, Dedie tampak terharu menerima perhatian tersebut.
Ia menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas dukungan yang diberikan oleh Gubernur dan jajaran Pemprov Riau selama dirinya memimpin Kejati.
“Pak Plt menyampaikan harapan agar kerja sama yang sudah terjalin dapat terus berlanjut dan semakin kuat di masa mendatang,” tambah Zikrullah.
Acara yang berlangsung sederhana itu ditutup dengan ramah tamah dan sesi foto bersama.
Tidak ada kata perpisahan yang diucapkan keras-keras, namun senyum dan jabatan tangan yang erat seolah sudah mewakili semuanya sebuah ungkapan terima kasih atas pengabdian, dan doa agar langkah berikutnya membawa kebaikan baru.
Dedie Tri Hariyadi meninggalkan Riau dengan kenangan manis kerja sama yang hangat, hubungan yang penuh saling hormat, dan jejak pengabdian yang akan selalu dikenang di tanah Lancang Kuning.(*)




