PEKANBARU – Ratusan anggota Himpunan Alumni Santri Lirboyo (HIMASAL) Provinsi Riau menggelar aksi damai dan doa bersama di depan Kantor Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Riau, Jalan Gajah Mada, Pekanbaru, Sabtu (18/10/2025) pagi.
Aksi yang berlangsung tertib dan khusyuk itu diikuti oleh para alumni pesantren, santri, dan simpatisan dari berbagai daerah di Riau.
Mereka berkumpul sejak pukul 10.00 WIB, membawa spanduk dan poster berisi seruan moral untuk menjaga marwah pesantren serta menegakkan etika penyiaran di Indonesia.
Dengan lantunan doa dan istighotsah, massa menyerukan agar lembaga penyiaran nasional lebih berhati-hati dalam menayangkan konten yang berkaitan dengan tokoh agama dan dunia pesantren.
Suasana aksi berlangsung damai dan teratur, diwarnai dengan pembacaan doa bersama untuk bangsa dan lembaga penyiaran agar senantiasa diberi kebijaksanaan dalam menjalankan tugasnya.
Orator utama, Khalid Junaindi, menyampaikan aspirasi massa dengan nada tegas namun menyejukkan.
Ia menilai masih adanya tayangan televisi yang menampilkan pesantren secara negatif telah melukai hati umat dan mencoreng citra lembaga pendidikan Islam tradisional.
“Kami menuntut KPID Riau dan KPI Pusat untuk menindaklanjuti keluhan ini dengan sanksi tegas. Marwah pesantren harus dijaga, karena pesantren adalah benteng moral bangsa,” tegas Khalid dalam orasinya.
Aksi ini merupakan bagian dari gerakan nasional HIMASAL yang digelar serentak di sejumlah provinsi, termasuk Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Kalimantan.
Gelombang protes tersebut dipicu oleh tayangan program “Xpose Uncensored” di Trans7 pada 13 Oktober 2025, yang dinilai menampilkan framing negatif terhadap figur kiai dan santri.
Meski pihak Trans7 telah menyampaikan permintaan maaf resmi pada 14 Oktober 2025, komunitas santri menilai langkah itu belum cukup.
Mereka mendesak KPI untuk menjatuhkan sanksi administratif serta memastikan tidak ada lagi konten penyiaran yang melecehkan nilai-nilai keagamaan.
Selain itu, peserta aksi juga menyerukan boikot terhadap program dan konten serupa yang dianggap tidak mendidik serta berpotensi menimbulkan persepsi keliru tentang dunia pesantren.
Aksi damai tersebut berakhir sekitar pukul 12.00 WIB dengan pembacaan doa penutup dan seruan untuk menjaga ukhuwah Islamiyah.
Para peserta kemudian membubarkan diri dengan tertib setelah menyampaikan aspirasi mereka kepada perwakilan KPID Riau.(*)




