PEKANBARU – Akibat kelangkaan gas elpiji subsidi ukuran 3 kilogram, sebagian warga Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, terpaksa kembali ke cara lama yaitu memasak dengan tungku kayu bakar.
Hal itu dialami Maya (40), warga Jalan Rintis. Setelah dua hari berkeliling mencari gas melon hingga ke desa-desa, ia akhirnya menyerah.
“Anak-anak tetap butuh makan. Mau tidak mau saya masak pakai tungku kayu bakar. Tidak ada pilihan lain,” ujarnya dengan nada lirih.
Maya menuturkan, membeli makanan di warung bukanlah solusi.
Kondisi ekonomi keluarganya sedang sulit sehingga tidak memungkinkan untuk setiap hari mengandalkan makanan siap saji.
“Kalau orang yang punya uang mungkin bisa makan di restoran atau beli lauk di warung. Tapi untuk kami, kondisi sedang tidak baik-baik saja,” tambahnya.
Warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan mengatasi kelangkaan gas melon ini, agar kebutuhan pokok masyarakat kembali normal dan tidak membebani kehidupan sehari-hari.(*)